Musik tentu saja merupakan suatu hal yang tak bisa
lepas dari kehidupan manusia. Manusia seringkali merasa ada yang kurang ketika
melakukan hal apapun tanpa ada musik di sekelilingnya. Contoh saja sekarang,
saya sedang menuliskan artikel ini sambil mendengarkan musik, karena saya
merupakan salah satu orang yang sulit saat tidak ada musik ketika sedang
mengerjakan sesuatu. Seakan-akan musik telah menjadi gravitasi tersendiri bagi
diri saya, poros musik yang selalu melantunkan nada kedamaian membuat saya tak
ingin melewatkan untuk tetap berada pada porosnya. Karena bagi saya, musik
adalah sebuah hal yang sangat indah, tanpa musik dunia ini tak akan ramah,
senyumanku pun tak akan bisa merekah, dan tentu saja bumi ini akan lambat laun
menjadi lemah.
Mari kita mengesampingkan musik sebentar. Ada
sesuatu yang juga telah menjadi gravitasi dalam hidupku, sesuatu yang juga
memberikan kedamaian di hati bagi siapa saja yang ingin menikmati tanpa harus
membuat mati, dan tentu saja suatu hal yang kerap kali dijadikan tempat
inspirasi bagi para penulis puisi. Tak lain adalah alam. Alam pun ikut andil
dalam menjadi gravitasi dalam diri ini, melebur menjadi satu bersama musik agar
tanah dalam tubuh menjadi subur. Keindahan yang selalu di tampakkannya membuat
mata ini tak mampu menolak untuk menoleh ke arah lain. Saya selalu saja
menemukan kata-kata dibalik diamnya alam semesta yang menurutku begitu besar,
barangkali ia ingin berkata-kata namun takut menggangguku dalam merangkai
kata. Merangkai puisi untuk sang pujaan
hati, Tentu saja, siapa yang tak ingin menumpahkan suara hati nya tatkala
melihat mahakarya Tuhan yang sungguh menentramkan hati dan pikiran manusia.
Sabana 2 Gn. Merbabu |
Tahukah kau apa yang
pertama kali ada dalam pikiran saya tatkala melihat pemandangan seperti itu?
Puisi. Ya, puisi pun telah menjadi gravitasi yang ikut melebur dengan musik dan
alam. Hijaunya rumput dan terkadang diselimuti oleh kabut selalu saja menarik
mata ini untuk tidak berkalang kabut ke berbagai arah. Selalu saja tertuju pada
satu arah dan fokus. Mencari celah tatkala di situ bersemayam sebuah inspirasi,
lalu dikonversi menjadi sebuah puisi. Maha Besar ciptaan Tuhan, jangan sampai
kerusakan menyebar di seluruh penjuru dunia, karena suatu hal yang bagus akan
sangat disayangkan jika rusak tanpa ada yang bertanggung jawab.
Entah sejak kapan musik,
alam, dan puisi telah menjadi gravitasi bagi diri saya, namun ketiga elemen
tersebut merupakan sesuatu hal yang tak boleh lepas dari kehidupan ku. Barangkali
ketiga itu lepas, maka terombang ambing lah diri ini seperti halnya bumi yang
kehilangan gravitasi. Seringkali saya menyapa alam semesta, berbincang
dengannya sembari menyalakan musik, tentu menjadi suatu peristiwa yang tak
terlupakan. Ditambah saya mencoba mengabadikan itu semua lewat puisi yang
selalu mengisi relung-relung hati, dan tak lupa pula saya mengabadikannya lewat
foto, terlebih saya menggunakan kamera Luna Smartphone yang memiliki dua
kamera, depan dan belakang. Di kamera belakang memiliki 13 MP dengan aperture
f/2.0 yang sudah dilengkapi dengan fitur
autofocus dan Dual LED Flash sehingga foto yang dihasilkan tampak jernih dan
tajam. Tentu dengan kualitas seperti itu saya dapat mengambil gambar alam
semesta yang sangat indah sekali, ditambah kamera ini dilengkapi oleh
fitur-fitur seperti geo-tagging, touch focus, face/smile detection, panorama
dan HDR. Dan tentu saja, kamera depan yang memiliki kualitas 8 MP dengan
aperture f/1.8 membuat saya dapat selfie tanpa takut gambarnya pecah ketika di
zoom, terlebih saat selfie dengan alam semesta yang begitu menggugah selera
saya. Sambil membuat vlog untuk setiap perjalanan yang ditempuh, tentu dengan
kamera Luna Smartphone sangat lebih dari cukup. Selain untuk mengabadikan foto,
Luna Smartphone juga sangat hemat ketika dipakai untuk mendengarkan musik di
tengah-tengah alam semesta, karena kekuatan baterainya mencapai 3.000 mAH.
1 Comments
mantap gan
ReplyDelete