Judul : Hijrah Bang Tato
Penulis : Fahd Pahdepie
Penerbit : Bentang Pustaka, Oktober 2017
Tebal : 246 hlm
Barangkali
kita tersesat, mencari-cari jalan keluar dari hutan yang begitu
lebat—rumput-rumput yang liar, juga lintah yang menerka. Kau tak tahu, kapan
kau bisa keluar dari sana, hanya meratap pada nasib yang membawamu ke tempat
itu. Lantas, tanpa dinyana, saat engkau berjalan tiba-tiba ada sosok orang
penuh cahaya, membantumu keluar dari ketakberdayaan dirimu dalam hutan yang liar tersebut—merangkul
pundakmu, mengulurkan tangannya. Hingga kau sadar, bahwa tersesat di tempat
tersebut malah membuat dirimu semakin lemah hari demi hari—bisikan-bisikan dari
sosok cahaya tersebut. Walaupun kamu tahu, disitu merupakan tempat yang cukup
liar untuk mengasah dirimu menjadi lebih kuat—lemah iman, kuat badan. Pada
akhirnya, kamu keluar dari hutan tersebut dan menjadi sosok manusia seutuhnya.
Menghirup udara segar dengan pertolongan Tuhan lewat sosok orang yang penuh
cahaya disampingmu.
Fahd
Pahdepie, sosok manusia yang begitu humanis menolong orang yang membutuhkannya.
Disaat orang itu telah melihat kegelapan dunia dalam setengah hidupnya, Fahd
mencoba memberikan penerangan dalam kehidupan seseorang, seseorang yang merasa
bahwa kehidupan tak lagi berpihak padanya. Lalan, atau kerap dipanggil Bang
Tato adalah orang yang mencicipi sekelebat atau bahkan hampir banyak kekejaman
dunia, mulai dari tawuran, dunia preman, hingga masuk penjara. Kerasnya hidup
melatih dirinya untuk menjadi pribadi yang digdaya. Hingga pada suatu hari ia
meraih puncaknya, memiliki beberapa geng yang ia pimpin, memiliki sebuah band.
Tak cukup dari itu, Lalan dengan banyaknya tato di tubuhnya, ia pun juga
mendapat pekerjaan menjadi tukang tato. Penghasilan yang ia dapat cukup untuk mengirimkan beberapa receh
uang untuk keluarganya—kakek dan neneknya. Karena ia di besarkan oleh kakeknya,
ayah dan ibu nya cerai. Dengan kehidupan yang ia jalani waktu itu, tentu tak
harus ada yang dirubah dalam hidupnya.
Memiliki beberapa geng dan band, menjadi seorang tukang tato dan mendapatkan
penghasilan yang cukup. Namun, ada satu hari yang membuat ia ingin keluar dari
kehidupannya itu, hari saat semua tak lagi cerah—gelap menerka tubuhnya.
Saat
dirinya pulang ke kontrakannya, ia mencoba memejamkan matanya. Namun naas, saat
tertidur ia bermimpi tentang kematian. Saat raganya tertinggal sendirian di
dalam kuburan, dalam tumpukan tanah yang memisahkan dirinya dengan berbagai
orang yang ia sayangi. Saat kejamnya malaikat menanyakan pertanyaan, saat raga
ini tak bisa lagi meminta kehidupan yang kedua. Lalan terbangun dari mimpinya
dengan keringat basah—saat itu ia ingin melepas kehidupannya yang dulu. Lantas,
yang ada dipikirannya saat itu hanyalah Sholat. Sayangnya, tak begitu mudah
bagi Bang tato untuk mencoba hijrah dengan sholat, ketika ia sampai di depan masjid, tak satupun orang
yang membolehkannya sholat, terutama para ustadz. Hingga ustadz tersebut
bilang, “percuma juga kalau kamu shalat, tidak akan di terima sama Allah”.
Namun dengan seperti itu Lalan tak pernah menyerah dalam perjalananya menuju
hijrah, hingga pada akhirnya ia bertemu seseorang ustadz yang memperbolehkannya
sholat.
Uniknya
lagi, dalam perjalanan hijrahnya, ia dipertemukan oleh sosok orang yang kita
kenal sebagai penulis buku Tak Sempurna, Perjalanan Rasa, Hidup Berawal Dari
Mimpi, hingga Jodoh yang telah menjadi best
seller. Sebuah keunikan tanpa adanya kebetulan, karena saya terkadang
percaya, bahwa kebetulan itu tidak ada, pasti ada skenario dibalik semua
itu—skenario Allah. Ialah Fahd Pahdepie, sosok yang kerap dikenal dengan
prestasinya, juga karyanya. CEO inspirasi.co sekaligus pemilik Father and Son
Barberspace ini dipertemukan oleh sosok Lalan, Bang Tato. Alih-alih Bang Tato
ingin mencari pekerjaan waktu itu, karena waktu itu ia telah memiliki istri dan
juga satu anak, anak dari istrinya. Dan ia juga berjanji kepada istrinya untuk
tidak kembali ke kehidupannya yang kelam. Ia dipertemukan oleh sosok Fahd, sang
pencerita. Pertemuan itu tak hanya menghasilkan pekerjaan bagi Bang Tato, lebih
dari itu. Fahd yang memang kerap mendengarkan cerita dari Bang Tato paham betul
dengan masa lalunya. Fahd pun juga percaya, bahwa setiap orang berhak
mendapatkan kesempatan kedua, tak peduli seberapa kelamnya masa lalu. Bukankah
setiap orang juga memiliki masa depan yang patut ia perjuangkan?. Mereka berdua
pun tenggelam dalam tumpukan cerita-cerita—yang kemudian dikumpulkan menjadi
sebuah novel oleh Fahd.
Lalan
yang makin hari makin nyaman dengan kondisi hijrahnya, karena ia pun akhirnya mendapatkan
pekerjaan menjadi barista di tempatnya Fahd. Walaupun pada awalnya, ia sempat
kikuk menghadapi keadaan yang tak biasa ia hadapi. Bertemu dengan orang-orang
pada umumnya, tanpa kekerasan, memakai pakaian rapi, juga bertegur sapa dengan
sopan. Waktu telah membawa Lalan dengan begitu nyaman dalam kehidupan barunya.
Fahd yang melihat nya pun menjadi senang, karena ia sebagai manusia sudah
sepatutnya membantu sesama manusia lain yang sedang mengalami kesusahan, entah
dari segi rezeki maupun dari segi iman. Fahd begitu sangat humanis kala
membantu Bang Tato keluar dari kehidupan masa lalunya. Tidak heran jika beliau
kerap menyabet berbagai prestasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Terbukti, mahasiswa Monash University, Australia ini baru saja kemarin
menghadiri Singapore Writers Festival 2017.
Novel
ini berdasarkan kisah nyata. Dikemas dalam bahasa yang ringan oleh Fahd
Pahdepie, sehingga nyaman untuk dibaca. Tentu saja, narasumbernya langsung dari
orang yang mengalaminya, yaitu Bang Tato. Pada awalnya, Fahd hanya mencoba
iseng menuliskan cerita-ceritanya bersama Bang Tato lewat platform yang ia
bangun, yaitu inspirasi.co (jika kamu ingin membacanya, cobalah saja buka
inspirasi.co/fahdpahdepie). Hingga pada akhirnya, salah satu penerbit ternama,
yaitu Bentang Pustaka meliriknya dan mencoba untuk membukukannya. Beruntunglah
bagi kalian yang sudah mendapatkan buku Hijrah Bang Tato karya Fahd Pahdepie.
Fahd
juga percaya, selain adanya kesempatan kedua untuk setiap orang, juga masih
banyak orang-orang seperti Lalan yang terjebak dalam kehidupan gelapnya,
orang-orang yang menyana bahwa kehidupan sudah tak ada artinya bagi mereka.
Sehingga yang mereka lakukan hanyalah membuang hidupnya sia-sia dengan
melakukan tindakan bodoh. Hidup selalu mengarahkan kita, tak peduli seberapa
tersesatnya kita. Tak peduli seberapa buruk perlakuan yang telah kita berikan
kepada kehidupan. Barangkali, kita selalu berprasangka bahwa tak ada lagi jalan
bagi orang-orang yang telah melakukan kejahatan, carilah jalan lain!. Tidak
mungkin Allah memberikan ujian melewati batas kemampuan manusia. Karena selalu
ada jalan bagi mereka yang ingin berusaha. Berusaha untuk keluar dari kehidupan
gelapnya, berusaha dari segala apapun. Tak pernah ada sesuatu yang mencoba
menghambat kita selagi kita mau mencoba untuk berusaha.
Dan
Bang Tato membuktikan bahwa setiap orang yang memiliki masa lalu yang kelam
berhak untuk mendapatkan masa depan.
Bang Tato membuktikan bahwa jalan selalu ada bagi mereka yang mau berusaha.
Lewat tulisan Fahd, kita tahu tentang cerita Bang Tato dalam mengarungi
kerasnya kehidupan yang sempat berpaling darinya.
0 Comments