Tepat saat benderang lampu kota meredup, bayang senyumanmu masih derup ; membangkitkan malamku yang terasa sunyi.
Semenjak kamu hadir di dalam hidupku, segalanya terasa begitu menyenangkan. Kebahagiaan tak pernah aku definisikan sekian rupa, kesenangan selalu hinggap begitu saja, dan kesengsaraan tak berani menunjukkan wujudnya. Kamu menjelma bagai adagium yang tak sempat aku artikan, hingga pada akhirnya aku menikmati setiap larik kata yang tercipta dari adagium tersebut. Entahlah, sejak kapan aku menyukai susunan kata yang terangkai dengan suasana hati yang tenang, sedang biasanya aku merangkai kata dalam keadaan muram. Patah hati selalu mengajarkanku bagaimana kehidupan hanya tentang yang pergi dan tak kembali, yang hilang dan yang tersisa hanyalah sebuah bayang. Hingga waktu terus menganggapku bagai manusia yang sia-sia, aku belajar tentang arti kata patah hati. Bahwa patah hati hanya tentang memahami kepergian dan tak menyalahkan perpisahan, memaknai kehidupan dengan sebuah tulisan, hingga mengabadikan seseorang yang telah berbagi cerita dengan kita.
Dan saat bintang bercengkrama tanpa arah, saat kabut menunjukkan arah, aku tersadar bahwa melihat dari perspektif lain adalah sesuatu yang sangat menyenangkan dibanding hanya satu perspektif saja.
Kamu datang membawa secangkir cerita yang penuh tawa, aku mencoba merangkainya menjadi sebuah kalimat demi kalimat hingga cerita kita akan terabadikan. Senyumanmu menghiasi sela-sela larik kata yang sengaja aku buat jeda. Di pelupuk matamu, aku sengaja menaruh rindu agar setiap kali kita bertatapan aku membiarkan rindu menjadi juru bicara perasaan. Memang sulit rasanya beranjak dari kebiasaan muram yang selalu menjadi inspirasiku saat malam, namun aku terus mencoba bagaimana merangkai kata dalam keadaan tenang, seperti saat ini, saat lampu kota mulai meredup.
Aku selalu ingat bagaimana kamu mulai menyunggingkan senyum di bibirmu.
Aku selalu ingat saat kamu baru saja lupa hal yang baru saja aku ceritakan.
Aku selalu ingat apapun yang kamu lakukan.
Bagi seseorang yang kerapkali menerima patah hati, hal seperti ini tentu saja menjadi sebuah hal baru yang menghiasi hidupnya. Canda tawa yang melebur bersama angin malam, cerita tentang kehidupan, dan bintang yang selalu menghangatkan bumi pada malam hari. Entah sudah berapa kali kamu merasa patah hati, suatu hari nanti akan ada seseorang yang bersedia mengisi hari-harimu. Kehidupan memang sulit untuk ditebak, kapan kamu akan tertawa terbahak-bahak dan kapan tangismu akan tersibak.
Kamu adalah jeda kalimatku yang terangkai indah dengan tenang. Jika boleh bilang, hadirmu lebih terang dan menghangatkan dibandingkan bintang pada malam hari. Malam-malamku tak lagi berhias dinding ratapan dan bayang-bayang kenangan, karena kali ini lemariku sudah siap menampung segala cerita yang menyenangkan. Tolong ingatkan aku, bahwa ada satu hari saat hembusan angin dan suara-suara bising kota telah menyadarkan aku bahwa kamu ada di bumi ini, aku bersyukur kepada Tuhan. Terima kasih.
Lalu, cerita-cerita kedepannya akan selalu tertuang lewat kalimatku dengan tenang. Tak ada lagi muram, atau malam yang kejam. Setiap hari, kamu akan terabadikan lewat kata-kata.
0 Comments