Guratan cahaya meneduhkan mata di antara remangnya ibu kota. Langkah kaki berjalan dengan perlahan supaya memastikan bahwa gemuruh suara itu berasal dari panggung-panggung yang berada di Synchronize Fest 2019. Setiap tatapan mata mengintai beberapa orang yang lewat, barangkali ada artis ternama lalu berpapasan sembari menebar senyuman. Hanya saja, buaian itu hilang sejenak tatkala aku sudah menuruni motor bersama temanku yang bernama Ayup. Memang, sejenak mata ini tertuju kepada seseorang berbaju putih dengan kancing yang dilepas hingga dada. Berjalan terseok-seok bersama seorang perempuan yang ternyata itu adalah istrinya. Tattonya pun terlihat jelas di tangan dan juga leher. Siapa lagi kalau bukan Onadio Leonardo yang sedang aku amati. Ya, malam ini aku sedang menanti penampilannya di atas panggung bersama dedengkot emo Indonesia, yaitu band Killing Me Inside Reunion. Secara kebetulan, aku sudah melihat sosoknya terlebih dahulu di samping jalan sebelum nantinya berdiri di atas panggung dengan instrumen musik yang sudah tidak ia mainkan selama kurang lebih 10 tahun: Bass.
Malam ini Onad akan bermain bersama kawan-kawannya di Killing Me Inside dahulu, kecuali Josaphat. Mereka akan tampil dengan membawakan lagu-lagu fenomenal mereka seperti Suicide Phenomena, Come On Girl We'll Burn Money On Vegas, Diary Of Past Away, Forever dan Torment. Tak terduga, lewat akun Instagram mereka Killing Me Inside Reunion mengumumkan bahwa Putra (drummer Burger Kill) akan mengisi posisi drum pada malam ini di Synchronize Fest 2019 bersama Killing Me Inside Reunion. Wah! malam ini para penggemar musik emo benar-benar akan dimanjakan dengan suara scream dari Onad dan Sansan, petikan gitar dari Raka serta tabuhan drum yang sangat cadas dari Putra.
"Lengkap sudah", batinku.
Ini adalah pertama kalinya aku melihat festival musik lokal di Indonesia. Synchronize Fest menjadi salah satu festival musik lokal terbesar di Indonesia. Sebelumnya aku hanya menonton gigs yang biasanya gratis atau hanya sekadar membayar Rp.25.000 saja. Kini, aku mencoba untuk menonton event musik dengan harga sekitar Rp.270.000.
Setara dengan harganya, ternyata Synchronize Fest 2019 benar-benar menyajikan festival musik yang luar biasa. Baru masuk saja aku sudah terpana dengan tatanan lokasi yang disajikan dari Synchronize Fest. Di tengah-tengah ada toko merchandise Synchronize Fest, lalu di sampingnya ada refill water bagi siapa saja yang membawa tumblr. Dan yang paling membuatku takjub adalah di venue Synchronize Fest ini dikelilingi oleh 6 stage dan masing-masing stage akan menyajikan band-band lokal di Indonesia!. Selain itu, banyak sekali store-store yang menyajikan minuman, merchandise band, serta makanan sehingga aku tidak perlu khawatir akan kehausan dan kelaparan saat berada di venue Synchronize Fest.
Oh ya, venue Synchronize Fest 2019 ini tepatnya berada di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta.
Berikut 6 stage yang berada di Synchronize Fest 2019:
-Dynamic Stage
-Lake Stage
-Forest Stage
-Distric Stage
-Gigs Stage
-XYZ Stage
Jumlah stage yang banyak membuat aku harus pintar-pintar memilih jadwal agar tidak bentrok dengan artis favoritku. Sebelum masuk venue aku sudah mempersiapkan aplikasi Synchronize Fest supaya dapat melihat jadwal jam tampil artis serta stage yang akan ditempati.
Banyak Pilihan
Aku hanya membeli tiket Synchronize Fest 2019 di hari Minggu saja. Sampai di venue sekitar jam 8 karena aku juga tidak terlalu mengincar artis-artis yang tampil di siang hingga sore hari.
Setelah masuk ke venue Synchronize Fest, aku dan Ayup langsung disajikan dengan musik yang tidak asing bagi telingaku. Tulisan BIP terpampang di background Lake Stage.
"Kau bintang di hatiku, kaulah superstarku"
"Apapun yang kau lakukan baik dan buruk bagiku, tetap indah"
"Tak satu pun alasan untuk melupakanmu, meninggalkanmu"
"Aku selalu berdiri di belakangmu"
"Di kala engkau senang, di kala engkau sedih, saat sendiri dan kesepian"
"Tak satu pun alasan untuk melupakanmu, meninggalkanmu"
"Aku selalu berdiri di belakangmu"
"Di kala engkau senang, di kala engkau sedih, saat sendiri dan kesepian"
Aku dan Ayup saling bertanya-tanya, ternyata Ipang sedang tampil membawakan lagunya yang berjudul Bintang Hidupku. Sejenak aku menikmati alunan musik Ipang yang melantun dengan damai. Suara teriakannya yang agak serak menjadi ciri khas seorang Ipang. Dahulu, aku seringkali mendengarkannya tatkala di pondok pesantren bersama teman-temanku.
Setelah syahdu mendengarkan lagu dari Ipang, kami bergegas untuk mengunjungi Forest Stage, tempatnya Rocket Fiersa Rockers Besari akan tampil. Aku penasaran, apa yang disuguhkan oleh duo musisi asal Bandung tersebut?.
Rocket Fiersa Rockers Besari
Aku kira pada awalnya duo musisi asal Bandung tersebut akan berkolaborasi membawakan satu lagu bersama. Nyatanya pada awal-awalnya Rocket Rockers dan Fiersa Besari justru malah berganti-gantian di atas panggung dengan membawakan lagunya masing-masing.
"Tahu gitu, mending kedua musisi tersebut pisah panggung saja", kataku di awal konser.
Bayangkan saja, Rocket Rockers membawakan lagu Pilihanku (Maliq & D'Essentials Cover) dengan beat yang sangat cepat. Lalu setelahnya Fiersa Besari hadir dengan lagunya yang berjudul Garis Terdepan. Ibarat kata sudah meloncat-loncat dan klimaks lalu kemudian turun drastis sehingga berada di permukaan tanah. Ah, rasanya sungguh sangat tidak mengenakkan. Dan jujur saja, ini pertama kalinya aku menonton live Fiersa Besari. Kalau untuk Rocket Rockers sebelumnya aku pernah menonton.
"Tumben yah Rocket Rockers tampil, di depan rata-rata cewe semua. Ini pasti gara-gara ada Fiersa Besari nih", canda Aska di tengah-tengah perform.
"Di sini ada yang ga tau Rocket Rockers? Wah parah masa ga tau, kita ngeband udah 21 tahun lho", Aska melanjutkan candaannya.
"Tumben yah Rocket Rockers tampil, di depan rata-rata cewe semua. Ini pasti gara-gara ada Fiersa Besari nih", canda Aska di tengah-tengah perform.
"Di sini ada yang ga tau Rocket Rockers? Wah parah masa ga tau, kita ngeband udah 21 tahun lho", Aska melanjutkan candaannya.
Konsep yang seperti ini tentu membuatku sangat bosan. Kami hampir saja meninggalkan Forest Stage dan menuju ke Stage lainnya. Namun tiba-tiba lampu meredup begitu saja, sedang ada orang dengan memakai bucket hat dan berambut panjang jalan di tengah panggung.
"Loh, masa Aska rambutnya bisa lurus gitu", batinku.
"Nu hilna hinu hilna hinu, hiya"
"Nu hilna hinu hilna hinu, hiya"
Ternyata sosok Mawang datang disertai dengan tawa yang keras dari para penonton. Penampilan ini tentu menghapus rasa kesalku barusan karena telah dipermainkan oleh Rocket Fiersa Rockers Besari. Mawang hadir sebagai opening sebelum nantinya Aska akan bernyanyi lagu andalannya, yaitu Ingin Hilang Ingatan. Perpaduan antara Mawang dan Aska pada malam itu cukup mempesona. Mawang yang identik dengan liriknya yang absurd pada malam itu berhasil membuatku terkagum-kagum karena permainan gitarnya yang mampu mengiringi lagu dari Rocket Rockers.
Setelah penampilan antara Mawang dan Rocket Rockers, kami memutuskan untuk pergi dari Forest Stage. Entah aku tidak peduli, nyatanya Fiersa Besari dan Rocket Rockets benar-benar perform secara bersamaan selepas aku pergi dari Forest Stage. Aku mengetahuinya dari Instagram setelah acara Synchronize Fest 2019 selesai.
Bersambung...
gambar dari whiteboardjournal.com |
0 Comments